Rabu, 05 November 2008

Ya Allah, tunjukkanlah kami ke jalan yang LURUS

Padahal kenyataannya jalan yg lurus adalah jalan yg tidak bisa sampe ke tujuan :)

Coba aja anda pulang ke rumah dari kantor, mana bisa menempuh jalan lurus.

Jalan lurus yg disampaikan Pak MA mrpk makna simbolik.

Kalau di pelajaran matematika jaman dulu, garis lurus adalah jarak terpendek yg menghubungkan 2 titik. Jadi kalau kita menempuh jalan lurus maka secara konseptual jalan itu adalah jalan yg terpendek atau yg paling cepat sampai ke tujuan.

Kenapa kita ingin serba cepat yah?

Padahal jalan yg berbelok-belok khan asyik.. apalagi klo sedang pacaran biasanya milih jalan yg bergelombang supaya pasangan dapat pegangan erat2 :)

Mungkin ini berkaitan dgn fitrah kembali ke asal.

Kembali ke fitrah bagaikan anak kecil yg menangis, ketika ketemu Ibu.. dia akan berlari kalau bisa secepat-cepatnya agar bisa langsung dipeluk Ibu. Dalam dekapan ibu, hati si anak menjadi tenang.

Untuk kembali ke Fitrah, kecepatan menjadi kebutuhan.

salam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" wrote:

>

> Assalamu'alaikum,

>

> Pernahkah sedikit saja Anda renungkan yang tiap hari Anda lakukan,

> yaitu shalat. Paling sedikit 17 kali Anda membaca surah al-Fatihah.

> Jika sedikit saja Anda renungkan, dengan mudah Anda akan mendapatkan

> kenyataan serta kesadaran sepenuhnya, bahwa sebagai manusia, Anda

> wajib meminta-minta kepada Allah.

>

> Anda diminta menjadi pengemis dihadapan Allah Ta'ala - sepanjang hidup

> Anda, agar ditunjuki oleh-Nya jalan yang lurus (tidak sesat).

>

> Adanya perintah Allah Ta'ala bagi manusia agar selalu meminta-minta

> memohon kepada-Nya "Tunjukilah kami jalan yang lurus" (1:6) merupakan

> bukti nyata bahwa manusia tidak berhak menetapkan dan menunjuk hidung

> suatu kelompok atau golongan sebagai sesat-menyesatkan.

>

> Lalu, bagaimana mungkin orang atau para kyai/ulama/mullah (MUI,

> misalnya) yang sepanjang hidupnya diperintahkan oleh Allah Ta'ala agar

> selalu meminta ditunjukkan jalan yang lurus, kemudian berbuat

> sebaliknya dengan menetapkan suatu kelompok atau golongan sebagai yang

> tidak lurus alias sesat? Apakah orang-orang itu telah mendapat

> pengesahan dari Allah bahwa mereka benar-benar telah berada di jalan

> yang lurus dan kemudian mendapatkan mandat dari Tuhan untuk menyatakan

> kelompok atau golongan lain sebagai sesat?

>

> Jika memang Anda telah yakin berada di jalan yang lurus, dan kemudian

> merasa berhak menetapkan kaum lain sebagai sesat, maka Anda layak

> untuk meninggalkan shalat dan tidak perlu lagi jadi pengemis dihadapan

> Allah Ta'ala.

>

> Salam,

> MAS

Tidak ada komentar: