Jumat, 07 November 2008

Athropa (Buah Jarak) Sebagai Bio-Fuel

Rekan2 ysh,

Dibawah ini disampaikan info ttg uji coba oleh Rolls Royce utk menggunakan bio-fuel sebagai pengganti avtur utk mesin jet yang terpasang pada Boeing 747 milik Air New Zealand. Bio fuel tsb diperoleh dari jathropa alias buah jarak. katanya buah jarak ini tumbuh didaerah yang tak bisa ditanami dengan tanaman makanan, dan buah jarak mengandung 35% minyak dari beratnya secara menyeluruh. Ada banyak negara yang sedang mengadakan penelitian dan pengembangan mengenai bagaimana menanam jathropa dalam skala besar dan kemudian mengolah hasilnya menjadi biofuel. Ini jauh lebih baik daripada menggunakan jagung atau tebu atau gandum etc, yang merupakan bahan makanan bagi penduduk dunia. Jarak tak bisa dimakan dan bisa tumbuh ditanah gersang, jadi tidak akan berpengaruh pada produksi dan konsumsi bahan makanan manusia, dan kita tidak dihadapkan pada dilema harus memilih antara makanan atau bahan bakar pengganti minyak bumi.

Indonesia dulu pernah diberitakan telah memulai riset ttg buah jarak, bahkan sudah bikin pabrik skala kecil pembuatan biofuel berbasis jathropa atau buah jarak, tetapi anehnya tidak ada lagi berita tentang hal tsb. malaysia sedang berusaha mengembangkan teknologi ini, demikian juga Filipina dan banyak negara lain. Kalau pemerintah tidak serius mendukung R&D dan pengembanagan industri biofuel dari buah jarak, nantinya bisa jadi Indonesia harus impor bahan bakar berbasis buah jarak dari LN!!! Alangkan ironisnya kalau itu sampai terjadi.

salam

Hadi Winarto

Rolls-Royce this week began final tests on a jatropha-based biofuel selected for a demonstration flight on an Air New Zealand Boeing 747-400 in December.

The new fuel type, refined by Honeywell subsidiary UOP, was delivered to Rolls-Royce's facility in Derby, UK, to ensure it meets commercial aviation specifications, Air New Zealand says.

The first test flight is scheduled for December, if the fuel passed the validation tests.

Last October, the carrier teamed up with Boeing, Rolls and UOP to demonstrate a second-generation biofuel.

ANZ later selected the jatropha oil to mix with conventional kerosene for the flight test.

Jatropha is a plant that grows in otherwise non-arable areas that produces between 30% and 40% of its mass in oil, so cultivating it does not compete with arable land to grow food crops.

Preparations for the flight test are continuing despite changes in one part of the original economic reason to finding alternatives to petroleum for jet fuel.

ANZ announced the selection of jatropha in May partly citing the fact that the cost per barrel of fuel had exceeded $174. That number has dropped by nearly two-thirds over the last five months, although it continues to fluctuate.

Virgin America staged a similar demonstration earlier this year using a Boeing 747-400 and a biofuel derived from coconut oil.

Buah Jarak (Jatropha Curcas)

Seiring dengan perkembangan keperluan industri, permintaan bahan bakar minyak terus meningkat dengan harga minyak dunia yang turut meningkat. Justeru, pelbagai usaha telah dilaksanakan untuk mencari bahan bakar minyak alternatif dari tumbuh-tumbuhan dan telah menemui pokok Jarak (Jatropha Curcas) yang mempunyai banyak kelebihan dan keistimewaan.

Tanaman Jarak (Jatropha Curcas) mempunyai keistimewaan seperti berikut:

  1. Perolehan minyak, lebih kurang 33%;
  2. Amat sesuai di tanam di iklim tropika seperti Malaysia;
  3. Tumbuh dengan cepat, 6 bulan sudah mulai berbuah dan mengeluarkan hasil;
  4. Penjagaannya senang, tidak dirosak oleh serangga, ulat atau binatang ternakan;
  5. Pokok Jarak boleh hidup melebihi 45 tahun;
  6. Sebiji buah jarak mengandungi 2, 3 atau 4 biji benih yang akan diproses menjadi bio-diesel;
  7. Saiz pokok yang rendah dan rendang akan memudahkan proses memetik;
  8. Satu ekar tanah boleh ditanam sebanyak 800 pokok jarak. 1 batang anak pokok 10 inci berharga RM 2.50 hingga RM 4.50 di tapak semaian;
  9. Hasil pengeluaran dalam masa 2 tahun pertama lebih kurang 3.6 tan (buah) bagi setiap ekar setahun dan hasil tanaman jarak akan berganda selepas 2 tahun; dan
  10. Jaminan beli balik biji buah Jarak (kering) ialah RM 0.85 sekilo bersamaan RM 850 se-tan oleh Bionas selama 30 tahun.

Jalan Panjang Minyak Jatropha Menjadi Biofuel



Oleh
Merry
Magdalena

JAKARTA–Manfaat minyak jarak alias Jatropha Cursas sudah lama didengungkan sebagai bahan bakar alternatif terbarukan. Sayangnya teknologi pengolahannya belum dikuasai penuh oleh ilmuwan
Indonesia. Pada 2010 mendatang pemerintah bertarget akan mensubstitusi 10 persen BBM kita dengan energi terbarukan alias biofuel.
Sumber biofuel itu adalah singkong, minyak jarak, kelapa sawit, dan tebu."
Ada banyak aspek yang harus kita kuasai seputar tanaman jarak ini, di antaranya budi daya penanaman, proses pengolahan, dan pemanfaatannya. Selain itu juga dibutuhkan riset dan pengembangan lebih jauh terhadap minyak jarak," ungkap Prof Said D Jenie, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), kepada pers di sela acara "Valorization of Jatropha Cursas as Sustainable Resource for Biofuel and Non Energy Utilization", di Jakarta, (21/11).
Pada kesempatan ini, sejumlah ilmuwan dalam dan luar negeri saling berbagi ilmu pengolahan minyak jarak sebagai biofuel. Salah satunya adalah ilmuwan asal
India, SN Nail dari Indian Institute of Technology Delhi.

Proses
"Jarak pagar adalah tanaman tropis yang tahan kering yang kini banyak dibudidayakan di Amerika Tengah dan Selatan,
Asia Tenggara, India, dan Afrika. Tanaman ini dikenal bermanfaat meningkatkan kesuburan tanah," ungkap Nail dalam presentasinya.
Di India, tanaman jarak pagar tumbuh baik secara liar maupun secara budi daya. Dari studi diketahui bahwa bukan hanya bijinya, bahkan buah jarak pagar juga mengandung minyak. Jika diperas, dari buah dapat dihasilkan 20 persen minyak, biji 40 persen. Di
sana lahan jarak sudah mencapai ribuan hektare, terutama wilayah Rasashtan, Orissa, Chatisgarh.
Nail menjelaskan proses pengolahannya melalui beberapa tahap. Pertama, biji jarak dibersihkan lalu menuju mesin pressing. Hasilnya adalah minyak mentah yang harus melalui proses sentrifugasi, sedimentasi, dan penyaringan, dan dihasilkan minyak bersih yang jernih berwarna kekuningan.
Namun ini belum berarti minyak sudah bisa langsung dipakai di mobil. Konverter dibutuhkan untuk menyaring minyak dari asam lemak jenuh yang ada agar tidak merusak mesin kendaraan.
Tanaman jarak penghasil biodiesel ini berasal dari jenis tanaman jarak pagar yang dalam bahasa Inggris bernama Physic Nut dengan nama species Jatropha curcas, tanaman ini seringkali salah diidentifikasi dengan tanaman jarak yang dalam bahasa Inggris disebut castor bean dengan nama species Ricinus communis.
Manfaat minyak jarak sebagai substitusi bahan bakar sebetulnya telah lama diketahui. Misalnya melalui review yang dipublikasikan oleh Gubitz (1999) pada jurnal Bio resource Technology edisi 67, tahun 1997 grupnya di Austria telah mempublikasikan hasil uji adaptasi minyak jarak pada mesin diesel standar. Di dalam review tersebut juga disebutkan bahwa jauh sebelum pengujian tersebut dilaksanakan, pada tahun 1982, peneliti dari Jepang juga telah memperoleh hasil memuaskan dalam menguji performansi mesin dalam menggunakan minyak jarak di
Thailand.
Pengembangan minyak dari tanaman jarak melalui pendekatan ilmiah di
Indonesia dipelopori oleh Dr. Robert Manurung dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak tahun 1997 dengan fokus ekstraksi minyak dari tanaman jarak.

Potensi Tinggi
"Di BPPT studi tentang tanaman jarak pagar sebagai biofuel baru dilakukan dua tahun belakangan ini. Jarak pagar selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar biofuel, dapat juga diolah untuk obat-obatan, sabun, pakan ternak, dan sebagainya. Namun semua pemanfaatan tersebut memerlukan teknologi. Di sinilah letak kelemahan ilmuwan kita. Walau sudah dikenal lama, tanaman jarak pagar tergolong baru diketahui gunanya sebagai bioenergi," komentar Dr Unggul Priyanto, Direktur Pengembangan Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi BPPT.
Jarak pagar sesungguhnya punya potensi cukup tinggi sebagai bahan bakar alternatif. Dibandingkan dengan kelapa sawit yang membutuhkan proses produksi lebih rumit dan mahal, minyak jarak lebih sederhana pengolahannya.
Di samping itu, minyak jarak tidak dapat dikonsumsi karena mengandung racun. Dengan kondisi itu, minyak jarak sebagai energi alternatif tidak akan mengganggu bidang konsumsi. Berbeda dengan minyak sawit yang juga dialokasikan sebagai minyak goreng.
"Mereka yang mau terjun ke industri jarak pagar harus juga memikirkan keuntungan dari bagian lain, bukan hanya minyaknya saja. Dari seluruh biji jarak hanya sepertiga saja yang bisa menjadi minyak. Dua per tiganya berupa ampas yang bisa dimanfaatkan sebagai briket atau bahan
baku boiler. Itulah yang sudah dilakukan di Afrika dan selayaknya kita tiru," demikian Unggul.
Selain dengan
India, BPPT beserta ITB akan bekerja sama dengan Belanda untuk mendalami teknologi pengolahan jarak. Indonesia akan mengirimkan 10 peneliti ke Universitas Groeninghen, Belanda. N

http://groups.yahoo.com/group/AerospaceIndonesia/message/11688




1 komentar:

adiseo mengatakan...

Sangat bermanfaat sekali share tentang buah jarak sangat bermanfaat sekali.