Kamis, 25 Juni 2009

Hati yang Bersinar

Kegunaan utama dari lampu adalah sebagai alat penerangan. Dengan adanya lampu yang bersinar maka suasana di dalam ruangan akan menjadi terang. Apa saja dan kegiatan apa saja yang terjadi di dalam ruangan tersebut akan tampak jelas.

Di dalam diri kita juga ada sesuatu yg bersifat seperti lampu yang memancarkan cahaya yaitu hati. Sehingga hati juga disebut nurani dari kata nuur yang berarti cahaya. Dengan adanya hati maka akan terlihat jelas di dalam diri kita perbuatan baik dan buruk. Setelah semua perbuatan terlihat jelas, maka perbuatan baik harus dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan perbuatan buruk harus dikoreksi supaya berkurang atau hilang.

Berkaitan dengan ini ada sebuah kisah yaitu ketika sahabat Wabishah bertanya kepada Rasulullah Saw: “Wahai Nabi, apa yang dimaksud dengan kebaikan dan apa yang dimaksud dengan keburukan”. Nabi menjawab: “Wahai Wabishah, kebaikan adalah apa saja yang kamu lakukan dan menjadikan hatimu tenteram sedang keburukan adalah apa saja yang kamu lakukan dan membuat hatimu menjadi resah”. Sehingga memang benar bahwa hati dapat dipergunakan untuk mendeteksi kebaikan dan keburukan di dalam diri manusia sehingga manusia dapat mengendalikan perbuatannya.

Agar hati tetap bersinar sehingga dapat berfungsi dengan baik, maka hati tersebut mestinya dirawat dari segala penyakit hati seperti: iri, dengki, hasud, sombong, dan lain sebagainya. Selain itu, hati juga mestinya dirawat dengan do’a yang sering kita panjatkan ketika kita membaca al-Fatihah yaitu “Ihdinashshiraathalmustaqiim “ yang berarti “ (Ya Allah) Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus”. Sebelum memanjatkan do’a tersebut selalu didahului dengan mengucapkan “Iyyaakana’budu wa iyyaakanasta’iin“ yang berarti “Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan”. Hal itu menunjukkan bahwa untuk mendapatkan petunjuk jalan yang lurus itu tidak mudah sehingga kita mesti mengiba dgn sangat bahwa tidak ada cara lain dan jalan lain selain meminta kepada Allah Swt.

Orang yang hatinya gelap maka disebut zalim, sebab zalim berasal dari kata zulmun yang berarti gelap. Maksudnya hatinya gelap karena sinarnya tidak memancar disebabkan tidak dilakukan perawatan. Kita jangan sampai menjadi orang yg zalim atau jahat. Yang jahat bukan hanya dilakukan oleh orang2 yg tidak ngerti agama tapi juga dapat dilakukan oleh orang2 yg mengerti agama.

Seseorang yg membunyikan puji-pujian atau kaset-kaset bacaan al-Qur’an dengan keras di masjid apalagi jika sound systemnya tidak merdu.. itu juga berlaku zalim sebab akan mengganggu bayi2 dan orang2 yang sedang sakit di sekitar masjid.

Tidak ada komentar: