Kamis, 11 Juni 2009

Dakwah Secara Ikhlash

Para Pembaca yang Budiman,

Sudah lama sekali saya tidak menulis di blog saya ini karena kesibukan saya mengajar, meneliti, dan urusan administrasi lainnya termasuk bingung sendiri apa yg harus dilakukan.

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan berkomentar tentang Dakwah. Hal ini dilatarbelakangi oleh tulisan maupun komentar para ahli di buku "Ilusi Negara Islam" yang mengangkat masalah golongan garis keras yg keberadaannya sudah mengancam suasana kedamaian dan ketenangan di tanah air yang kita cintai ini.

Dakwah menurut pengertian yg saya ketahui adalah mengajak, bukan memaksa. Prinsip dasar mengajak itu harus Ikhlash. Artinya kalau obyek Dakwah itu "nurut" ya Alhamdulillah, tapi kalau "tidak nurut" ya sudah tidak masalah. Kalau obyek dakwah tidak nurut, maka kita tidak boleh mutung/pundung, marah-marah, misuh-misuh atau lebih ektrem lagi memaksa dan mengancam.

Jika orang berdakwah sudah dibarengi dengan perilaku marah-marah, memaksa, mengancam bahkan memfitnah dan menjelek-jelekkan orang lain, hal itu jelas sudah keluar dari jalur yang semestinya.

Di dalam al-Qur'an sendiri disebutkan bahwa, "Tidak ada paksaan dalan agama".. al-Baqarah 256.

Orang yang berdakwah seharusnya melaksanakan dengan jiwa seorang PR (public relation), ketika dia bersikap ramah pada konsumen dia tidak mengharapkan pamrih apapun, misalnya konsumen membalasnya dengan bersikap ramah atau tidak sopan dia tidak mempedulikannya. Yang penting tugas seorang PR tetap harus dilaksanakan untuk selalu bersikap ramah.

Seorang penDakwah harus selalu bersikap ramah meskipun menghadapi cercaan, hinaan, fitnahan, dan lain sebagainya.

Yogya, 12 Juni 2009

Ardi cahyono

Tidak ada komentar: