Selasa, 27 Januari 2009

Jualan Sendal Jepit

Coba anda yg masih bisa berpikir waras. Pilih yang mana?

Misalkan anda seorang sarjana Teknik Penerbangan kemudian bekerja di salah satu Maskapai Penerbangan dengan gaji Rp5jt per bulan dengan seorang penjual sendal jepit dengan keuntungan Rp3jt per hari.

Saya yakin, kemungkinan besar banyak yang pengen jadi penjual sendal jepit karena penghasilannya sekitar 15xseorang sarjana Teknik Penerbangan. Tapi jangan salah, saya kira tetap ada yang memilih menjadi seorang tukang insinyur yang bekerja di Pabrik / Perusahaan.

Mungkin bekerja di pabrik lebih bergengsi, intelek, dan lain sebagainya.

Tapi, menurut saya, hidup ini harus realistis. Menjadi tukang jualan sendal jepit jauh lebih realistis daripada tukang atau kuli di pabrik.

Mudah-mudahan, UKM Kecerdasan Otak akan segera lahir di STTA. Salah satu materi yang akan diasah adalah ketajaman intuisi bisnis. Kita tunggu tanggal mainnya.

2 komentar:

dws mengatakan...

Saya kira pilihannya terlalu "disederhanakan."

Skenario 1: Gaji 5 juta sebulan itu didapat oleh insinyur yang sekolah 4-5 tahun di universitas. Saingannya paling beberapa puluh orang untuk menempati posisinya.

Skenario 2: Penjual sandal jepit tidak perlu sekolah seperti itu, jadi tidak keluar banyak biaya untuk itu. Tapi membangun bisnisnya tidak berarti hanya bermodal sepasang sandal. Saingannya juga tidak hanya satu, dua, sepuluh, seratus, tapi puluhan ribu bahkan jutaan orang yang berkemampuan sama dalam menjual sandal. Kelebihan dia sehingga memenangkan kompetisi itulah yang membuatnya layak berpenghasilan 3 juta per hari.

Ardi Cahyono mengatakan...

Kalau saya pengen jadi Dosen dan usaha sendal jepit, Mas. Menjadi dosen adalah hobby, jualan sendal jepit agar dapur tetap ngebul hehehe