Padahal kenyataannya jalan yg lurus adalah jalan yg tidak bisa sampe ke tujuan :)
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan"
>
> Assalamu'alaikum,
>
> Pernahkah sedikit saja Anda renungkan yang tiap hari Anda lakukan,
> yaitu shalat. Paling sedikit 17 kali Anda membaca surah al-Fatihah.
> Jika sedikit saja Anda renungkan, dengan mudah Anda akan mendapatkan
> kenyataan serta kesadaran sepenuhnya, bahwa sebagai manusia, Anda
> wajib meminta-minta kepada Allah.
>
> Anda diminta menjadi pengemis dihadapan Allah Ta'ala - sepanjang hidup
> Anda, agar ditunjuki oleh-Nya jalan yang lurus (tidak sesat).
>
> Adanya perintah Allah Ta'ala bagi manusia agar selalu meminta-minta
> memohon kepada-Nya "Tunjukilah kami jalan yang lurus" (1:6) merupakan
> bukti nyata bahwa manusia tidak berhak menetapkan dan menunjuk hidung
> suatu kelompok atau golongan sebagai sesat-menyesatkan.
>
> Lalu, bagaimana mungkin orang atau para kyai/ulama/mullah (MUI,
> misalnya) yang sepanjang hidupnya diperintahkan oleh Allah Ta'ala agar
> selalu meminta ditunjukkan jalan yang lurus, kemudian berbuat
> sebaliknya dengan menetapkan suatu kelompok atau golongan sebagai yang
> tidak lurus alias sesat? Apakah orang-orang itu telah mendapat
> pengesahan dari Allah bahwa mereka benar-benar telah berada di jalan
> yang lurus dan kemudian mendapatkan mandat dari Tuhan untuk menyatakan
> kelompok atau golongan lain sebagai sesat?
>
> Jika memang Anda telah yakin berada di jalan yang lurus, dan kemudian
> merasa berhak menetapkan kaum lain sebagai sesat, maka Anda layak
> untuk meninggalkan shalat dan tidak perlu lagi jadi pengemis dihadapan
> Allah Ta'ala.
>
> Salam,
> MAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar