Sore ini (Ahad, 27 Juli 2008) aku mengantar Budhe Ansor untuk mencari dana pembangunan SD Muhammadiyah Sine, Ngawi, Jatim.
Pertama kami menuju rumah Om Wik (Prof. Dwijono – Pertanian UGM) di Ngawen, Trihanggo, Sleman. Saya tidak bisa bicara banyak karena sesampai di rumah Om Wik, ban motor saya bocor sehingga harus ke bengkel dulu. Budhe Ansor saya tinggal di rumah Om Wik. Saya masih sempat shalat Maghrib di rumah Om Wik walau waktu sudah hampir Isya. Kemudian masih ada sisa pembicaraan ternyata membahas masalah poligami. Ada dua pesan penting yg saya catat dari pembicaraan tsb, kalau ingin istri selamat dari poligami maka suami jangan terlalu khusu’ dalam mendalami agama. Sebab beberapa kasus poligami yg menimpa saudara2 kami, dialami oleh orang2 yg khusu’ dalam mendalami agama. Kedua adalah ancaman Budhe Dwijono kepada saya, “Kalau Ardi berpoligami jangan pernah menginjakan kaki di rumah kami (rumah Prof. Dwijono)”.
Om Wik orangnya agak slengekan jadinya kami membahas yg lucu2 saja.
Kemudian kami meluncur ke TuranggaAsri di dekat rumah Prof. Amien Rais yaitu di rumah PakDhe Koco (Prof Sukoco – Kehutanan UGM). Saya membicarakan masalah minat para lulusan SMU untuk mengambil Fak Kehutanan kian menurun karena semakin sempitnya lapangan kerja. Selain itu, kemungkinan karena hutan2 banyak yg gundul. PakDhe Koco juga mengeluarkan statemen bahwa pemulihan hutan gundul merupakan usaha yg sulit, saya kurang ngerti kesulitannya di mana, mungkin karena membutuhkan waktu yg lama.
Pakdhe Koco ini orangnya serius sehingga saya tidak bisa slengekan seperti kepada Om Wik.
Jam 22.15 BBWI saya sudah sampai di rumah (Salakan, Sewon, Bantul), Fia masih belajar. Seperempat jam kemudian Fia berangkat tidur, saya pijiti kakinya sampai dia tertidur.
Salakan, 27 Juli 2008, 22.53 BBWI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar